Kebodohan mengikis kebenaran yang hakiki

Kebodohan mengikis kebenaran yang hakiki

Rabu, 30 Maret 2011

KISAH KEPOMPONG



 



Just a little spirit..
*Copas dari sebuah e-book

      Pada suatu hari seseorang menemukan kepompong yang di dalamnya berisi seekor kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil muncul.  Dia duduk dan mengamati dalam beberapa jam kupu-kupu dalam kepompong itu ketika sang kupu-kupu berjuang keluar dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa mencoba lebih jauh lagi.

       Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh yang gembung dan kecil, serta sayap2 yang mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang dalam waktu singkat. Semuanya tak pernah terjadi.

       Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak disekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang orang tersebut tidak mengerti dari kebaikan dan ketergesaannya adalah bahwa kepompong yang menghambat kupu-kupu tersebut untuk keluar melewati lubang kecil itu adalah ternyata merupakan jalan Allah untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu mengalir ke dalam sayap-sayapnya sedemikian rupa sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
***

       Kadang-kadang perjuangan adalah hal yang kita perlukan dalam hidup kita. Karena itulah yang membuat hidup kita menjadi hidup. Jika Allah membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak menjadi sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak akan pernah bisa 'terbang'.

dan ingatkah tentang kisah seorang pendoa?

Ketika kumohon pada Allah Kekuatan .. Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat.
Ketika kumohon pada Allah Kebijakan ... Allah memberiku permasalahan untuk diselesaikan.
Ketika kumohon pada Allah Kemakmuran .... Allah memberiku Otak dan Tenaga untuk bekerja.
Ketika kumohon pada Allah Keteguhan hati ... Allah memberiku kondisi Bahaya untuk diatasi.
Ketika kumohon pada Allah kebahagiaan dan cinta kasih... Allah memberiku kesedihan untuk dilewati.
Ketika kumohon pada Allah Cinta .... Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk ditolong.
Ketika kumohon pada Allah Kemurahan/kebaikan hati.... Allah memberiku kesempatan.
Aku tidak pernah memperoleh apa yang aku inginkan, tapi aku mendapatkan semua yang kubutuhkan. Doaku terjawab sudah... :)

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.(Al-Baqarah: 216)
***

Semangat karena Allah, kawan.. Semoga senantiasa diberikan punggung dan kaki yang kuat tuk senantiasa berjuang hingga kita mampu bermetamorfosis menjadi 'kupu-kupu' yang indah.. :)

Selasa, 29 Maret 2011

Manusia Pasca Ibrahim (i)











Manusia Pasca Ibrahim (i)
"Nasionalisme Muhammad"
Oleh: Emha Ainun Nadjib



Kata orang arif, kebanyakan Kaum Muslimin dewasa ini maqam ilmu hidupnya 'masih Hindu', ada juga gejala 'sudah Budha' atau bahkan 'sudah Kristen', namun kondisi rata-ratanya adalah 'belum Islam'. Jadi masuk akal kalau pengetahuan mengenai kesempurnaan Islam atau kepamungkasan kenabian Muhammad lebih diterima sebagai dogma gelap dari pada basil internalisasi. Tidak diketahui dan kurang dipelajari oleh kebanyakan Kaum Muslimin tanjakan-tanjakan kwalitatif ilmu kehidupan yang diperankan oleh urutan-urutan '25 aktor' Rasul menuju al-ufuq al-mubin yang bernama Islam. Orang Islam tiap hari berpuluh-puluh kali mengucapkan 'Allahu Akbar' tidak karena takjub oleh setiap terminal penghayatan ilmu, rnelainkan karena "setiap serdadu harus apel di setiap Parade Senja".

Peluang untuk thalabul 'ilmi secara jujur juga makin sempit peluangnya oleh politik misalnya oleh konsep SARA yang ndeso. Tidak populer bagi kita progressi dari 'Adam Balita', 'Nuh TK', 'Ibrahim Remaja', 'Ismail DO', 'Musa Sarjana Anyaran', 'Isa Doktor GR' dan- 'Muhammad Paripurna'. Kita tidak memiliki kebebasan akademik dan tidak bersikap historis terhadap proses pertumbuhan ilmu di bumi, karena agaknya Musa, Isa, Budha, dan Muhammad itu berasal dan hidup untuk planet sendiri-sendiri.

Maka kata orang arif pula makin tak tahulah kita betapa besar dan dahsyat bias-bias sejarah yang termanifestasikan ke dalam pemikiran, ideologi serta segala pekerjaan pembangunan peradaban ummat manusia - yang diakibatkan oleh pemakaian kesadaran pra-Isa di mana Tuhan di Diakan, atau periode Isa di mana Tuhan diAkukan, dan betapa tawaran kreatif Muhammad yang meng EngkauKan Tuhan masih merupakan barang amat iangka.

Mudah-mudahan saya diberi anugerah kesanggupan untuk sedikit menjelaskan apa yang dimaksud oleh orang arif itu.

Manusia Pasca Ibrahim (ii)

Proses-proses sejarah 'menyuruh' kita disuatu soal turun merangkul substansi benda, di soal lain substansi turnbuh-tumbuhan, mempopulerkan tata nilai hewan terutama di bidang politik dan ekonomi; kemudian 'kwalitas manusia' tidak kunjung kita temukan karena substansi dan sistematika keilmuan kita terletak beberapa langkah di belakang kesadaran untuk menterjemahkan maqam abdullah meningkat lagi khalifatullah. Kita belum tahu apa integritas daun pepaya atau seekor cicak dalam kerangka keabdullahan dan kekhalifahan.

Proses internalisasi itu tentu saja seret karena kwalitas kemanusiaan yang belum mengandalkan penghayatan pribadi, tradisi riset dan 'membaca gejala alam semesta'. 'Remaja' Ibrahim memulai disiplin itu.
(Ismail hingga Muhammad adalah derajat empiris ilmu-ilmu yang lebih tinggi dan complicated lagi).

Tiba-tiba kita hidup di hadapan sebuah meja makan besar dalam suatu acara prasmanan di mana kita tinggal memilih makan-makanan jadi. Kita mengambil kue serabi, lantas mengerahkan lidah, perasaan dan tenaga untuk merasakannya, bukan untuk menelusuri sejarah serabi. Kita tidak memiliki imaji tentang pati, tungku pemasak, sumber api, grabah pencetak, bagaimana wajah pembikin kue serabi dan bagaimana bau keringatnya. Kita juga baru ingat gula kalau duduh serabi itu terlalu manis atau kurang manis.

Dengan kata lain, untuk 'menjadi' Muhammad, kita tidak terlebih dahulu 'berperan' sebagai Adam dan seterusnya hingga Isa sambil pusing oleh panggung penah bias hasil terjemahan-terjemahan parsial setiap tahap itu ke dalam upaya penyusunan peradaban ummat manusia termasuk sejak St. Paul hingga NKK BKK atau Index Prestasi (IP) brengsek itu.
Kita tidak berangkat dari Muhammad balik ke Adam sampai Muhammad kembali. Kita pemeluk Islam cukup dengan mentuhankan Muhammad, mentuhankan syariat, mentuhankan iman, mentuhankan Islam, mentuhankan a-pa yang kita sangka Tuhan.

Kita tidak mengambil hikmah dari keummyan Muhammad. Kita lebih mengandalkan informasi melalui kalimat-kalimat di buku-buku sebagai 'kue serabi' yang siap disantap bulat-bulat. Kita ingin menghayati api dengan cara pergi ke perpustakaan dan mengobrak-abrik seratus buku tebal. Padahal mustinya sundutlah jidat ini dengan rokok menyala, baru buka buku untuk tambahan bahan nomenklatuur. Masalahnya pegangan kita bukan Qur'an hadist, melainkan penghayatan dari kitab suci kita pakai untuk mencocokkan, mengontrol, mengishlah, meluruskan. Alif Laam Miim tak kau temukan melalui membacanya : hayati hidup, baru kau ketemu rahasianya. Lebih gawat lagi karena sesudah buku-buku pandai menyebar jutaan jumlahnya lebih dari dasawarsa terakhir ini, belum tampak juga tanda-tanda bahwa ia memiliki peranan dalam memperbaiki sejarah. Begitu banyak buku Islam dijual dan dibaca, namun belum tahu apa yang meningkatkan pada kwalitas Kaum Muslimin. Mungkin haruskah kita tunggu hingga sekitar tahun 2010 ketika generasi pembaca buku saat ini naik memimpin sejarah. Atau barangkali dibanding sosialisasi buku-buku pintar, 'perbaikan jaman' lebih dimungkinkan justru buku-buku baik serta oleh uswatun hasanah yang disistematisir oleh lembaga pendidikan khususnya dan lembaga politik dan lembaga kebudayaan pada umumnya.

Manusia Pasca Ibrahim (selesai)

Saya kira untuk tahap ini marilah berangkat seperti Ibrahim, menuntaskan disiplin penghayatan yang mandiri buku-buku simpan dulu di tas, sewaktu-waktu saja kita butuhkan untuk komparasi, legitimasi, atau ishlah.
Juga menyangkut buku-buku sastra. Saya belum melihat bahwa ia sudah pantas diandalkan untuk segala macam tujuan luhur itu. Secara teoritis sastra adalah kartu penting untuk merangsang dialektika penghayatan Ibrahim. Namun sayangnya basil karya sastra kita sampai saat ni, terutama sastra modem Indonesia termasuk karya-karya Emha masih dekaden dibanding karya para leluhur kita beberapa abad silam. Karya sastra modem kita masih berada pada tingkat 'boleh tidak ada'. Taraf kwalitasnya masih 'mubah', belum pada tingkat sunnah apalagi wajib. Kita hanya mengembangkan dan memang sanggup menggapai kecanggihan estetik; tapi muatan isinya, makri-fat keilmuannya serta kearifan yang ditawarkannya - terus terang kita masih kanak-kanak atau paling jauh masih dibanding maqam Syeh Madekur, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga dan lain-lain. Dalam soal-soal yang menyangkut ilmu diri kemanusiaan, kita telah sukses untuk maju kebelakang.

Namun sebaiknya kita jangan percaya kepada asumsi-asumsi tersebut.
Kita adalah Ibrahim yang bertanya-tanya.

(Emha Ainun Nadjib/ "Nasionalisme Muhammad" - Islam Menyongsong Masa Depan / Sipress / 1995 / PadhangmBulanNetDok)

Minggu, 27 Maret 2011

HATI-HATI Ada Kode Babi Pada Makanan Kemasan (termasuk dalam ES KRIM MAGNUM)... !!!

Mungkin sudah banyak yg tahu, tapi mungkin banyak juga yang belum tahu atau lupa. Kejadiannya berawal waktu anak2 minta dibelikan es krim MAGNUM, sampe di rumah saya baca dan amati komposisinya. Ternyata ada kode E472 yang artinya mengandung LEMAK BABI, tapi ANEHnya bisa dapat LOGO HALAL MUI!!! so, berhati-hatilah temans dan saudara2 dalam mengkonsumsi makanan dan minuman. Biasakan BACA dan TANYA jika kita ingin makan sesuatu, terutama HALAL HARAMnya....  

Kode Babi Pada Makanan Kemasan

(Oleh Dr.M.Anjad Khan)
-------------------------------------------------------------


Salah seorang rekan saya bernama Shaikh Sahib bekerja sebagai pegawai di Badan Pengawasan Obat & Makanan (POM) di Pegal, Perancis. Tugasnya adalah mencatat semua merek barang, makanan dan obat-obatan. Produk apapun yang akan disajikan suatu perusahaan ke pasaran, bahan-bahan produk tersebut harus terlebih dahulu mendapat ijin dari Badan pengawas Obat dan Makanan Prancis dan Shaikh Sahib bekerja di Badan tersebut bagian QC , oleh sebab itu dia mengetahui berbagai macam bahan makanan yang dipasarkan. Banyak dari bahan-bahan tersebut dituliskan dengan istilah ilmiah namun ada juga beberapa yang dituliskan dalam bentuk matematis seperti E-904, E-141.Awalnya, saat Shaikh Sahib menemukan bentuk matematis tersebut, dia penasaran dan kemudian menanyakan kode matematis tersebut kepada seorang perancis yang berwenang dalam bidang itu dan orang tersebut menjawab ” KERJAKAN SAJA TUGASMU, DAN JANGAN BANYAK TANYA!’.


Jawaban tersebut menimbulkan kecurigaan buat Shaikh Sahib dan dia kemudian mulai mencari tahu kode matematis tersebut dalam dokumen yang ada. Ternyata apa yang dia temukan cukup mengagetkan kaum muslim di dunia. Hampir diseluruh negara barat termasuk Eropa, pilihan utama untuk daging adalah daging babi. Peternakan babi sangat banyak di negara-negara tersebut. Di perancis sendiri jumlah peternakan babi mencapai lebih dari 42.000. Jumlah kandungan lemak dalam tubuh babi sangat tinggi dibandingkan dengan hewan lainnya. Namun orang eropa dan amerika berusaha menghindari lemak-lemak tersebut. Kemudian yang menjadi pertanyaan ekarang; dikemanakan lemak-lemak babi tersebut ? jawabannya adalah: Babi-babi tersebut dipotong di rumah-rumah jagal dalam pengawasan Badan POM dan yang membuat pusing Badan tersebut adalah membuang lemak yang sudah dipisahkan dari daging babi. Dahulu kira-kira 60 tahun yang lalu, lemak-lemak tersebut dibakar. Kemudian mereka berpikir untuk memanfaatkan lemak-lemak tersebut. Sebagai awal ujicobanya mereka membuat sabun dengan bahan lemak tersebut dan ternyata itu berhasil. Lemak-lemak tersebut diproses secara kimiawi, dikemas sedemikian rupa dan dipasarkan. Dalam pada itu negara-negara di Eropa memberlakukan aturan yang mengharuskan bahan-bahan dari setiap produk makanan, obat-obatan harus dicantumkan pada kemasan.


Oleh karena itu bahan yang terbuat dari lemak babi dicantukam dengan nama Pig Fat (lemak babi) pada kemasan produk. Mereka yang sudah tinggal di Eropa selama 40 tahun terakhir ini mengetahui hal tersebut. Namun produk dengan bahan lemak babi tersebut dilarang masuk ke negara-negara Islam pada saat itu sehingga menimbulkan defisit perdagangan bagi Negara pengekspor. Menoleh ke masa lalu, jika anda hubungkan dengan Asia Tenggara, anda mungkin tahu tentang factor yang menimbulkan perang saudara. Pada saat itu, peluru senapan dibuat di Eropa dan diangkut ke belahan benua melalui jalur laut.


Perjalanannya memakan waktu berbulan-bulan hingga mencapai tempat tujuan sehingga bubuk mesiu yang ada di dalamnya mengalami kerusakan karena terkena air laut. Kemudian mereka punya ide untuk melapisi peluru tersebut dengan lemak babi. Lapisan lemak tersebut harus digigit dengan gigi terlebih dahulu sebelum digunakan. Saat berita mengenai pelapisan tersebut tersebar dan sampai ketelinga tentara yang kebanyakan Muslim dan beberapa Vegetarian ( orang yang tdk makan daging), maka tentara – tentara tersebut menolak berperang sehingga mengakibatkan perang saudara (civil war). Negara-negara Eropa mengakui fakta tersebut dan kemudian menggantikan penulisan lemak babi dalam kemasan dengan menuliskan lemak hewan. Semua orang yang tinggal di Eropa sejak tahun 1970 – an mengetahuinya.


Saat perusahaan produsen ditanya oleh pihak berwenang dari negara Islam mengenai lemak hewan tersebut, maka jawabannya bahwa lemak tersebut adalah lemak sapi & domba, walaupun demikian lemak-lemak tesebut haram bagi muslim karena penyembelihan hewan ternak tersebut tidak mengikuti syariat islam. Oleh karena itu produk dengan label baru tersebut dilarang masuk ke negara-negara islam. Sebagai akibatnya, perusahan-perusaha produsen menghadapi masalah keuangan yang sangat serius karena 75% penghasilan mereka diperoleh dengan menjual produknya ke Negara islam, dimana laba penjualan ke negara islam bias mencapai milliaran dolar. Akhirnya mereka memutuskan untuk membuat kodifikasi bahasa yang hanya dimengerti oleh Badan POM sementara orang awam tidak mengetahuinya.


Kode tersebut diawali dengan kode E-CODES. E-INGREDIENTS ini terdapat di banyak produk perusahaan multinasional termasuk pasta gigi, sejenis permen karet, cokelat, gula-gula, biscuit, makanan kaleng, buah-buahan kalengan dan beberapa multi vitamin dan masih banyak lagi jenis produk makanan & obat-obatan lainnya. Semenjak produk – produk tersebut di atas banyak dikonsumsi oleh negara-negara muslim, kita sebagai masyarakat muslim tidak terkecuali sedang menghadapi masalah penyakit masyarakat yakni hilangnya rasa malu,kekerasan dan seks bebas(kumpul kebo). Oleh karenanya, saya mohon kepada semua umat islam untuk memeriksa terlebih dahulu bahan-bahan produk yang akan kita konsumsi dan mencocokannya dengan daftar kode E-CODES berikut ini. Jika ditemukan kode-kode berikut ini dalam kemasan produk yang akan kita beli, maka hendaknya dapat dihindari karena produk dengan kode-kode tersebut di bawah ini mengandung lemak babi :  


E100, E110, E120, E 140, E141, E153, E210, E213, E214,E216, E234,E252,E270, E280, E325,E326, E327, E334,E335, E336, E337, E422, E430,E431, E432, E433,E434,E435, E436, E440,E470, E471, E472, E473, E474,E475,E476, E477, E478, E481, E482, E483, E491, E492,E493,E494, E495, E542,E570, E572, E631, E635, E904.


Adalah tanggung jawab kita semua sebagai umat islam untuk mengikuti syariat islam dan juga memberitahukan informasi ini kepada saudara-saurdara kita. Semoga manfaat, M. Anjad Khan Medical Research Institute United States -------------------------------------------------------------------


Prennss ...kalo mo hang out di Starbucks atau Coffebean, pikir2 ulang deh... karena, ternyata semua minuman mengandung elmusifier yang berasal dari babi. Kalo membeli makanan kita juga gampang mengetahui halal or haram, caranya dg melihat ada tidaknya kode E ? trus tiga digit angka dibelakangnya, dan itu artinya bahan2 berasal dari lemak babi... Dear all ...Jika memang emulsifier yang dipake starbuck adalah kode E471 (tidak adaembel2 lain, misal : lecithin de soja atau soy lecithin), maka saya yakni bahwa 'origin'nya adalah pork or varken (babi) Sebenarnya tak hanya E471 tapi juga E472, para keluarga muslim Groningen the Netherlands & ikatan kel muslim Eropa memperingatkan kami utk mengecek content / ingredient emulsifier ini pd setiap produk makanan yg akan dibeli. Kami pun sempat kaget, karena emulsifier juga digunakan pada rot itawar. Karena itu, kami sarankan kpd kel muslim utk pilih roti tawar dgistilah biological bread (non-chemical additive), tentu saja resikonya harga lebih mahal (1/2 blok roti tawar jenis ini hampir 3 X harga roti tawar dgemulsifier),yang pentingkan halal.FYI ....E471 biasa dikenal dg sebutan lecithin è originnya merupakan ekstrakdari tulang babi.E472 (saya tak ingat nama dagangnya) è originnya adalah ekstrak tulang babi. Kedua additive ini merupakan senyawa turunan dr asam lemak (fattyacid). Biasanya kedua additive ini sangat sering ditemukan pada produk2 berikut : Produk makanan mengandung cokelat è roti, ice cream, biskuit, dll. Produk makanan yg perlu elmusifier è coklat bar, ice cream, or bulk,coffee cream, marshmallo, jelly, dsb.




---------